Dalam terobosan yang mengubah masa depan infrastruktur digital, integrasi Artificial Intelligence (AI) dan teknologi fiber optik berhasil mendongkrak efisiensi jaringan hingga 75% sekaligus mengurangi beban lingkungan.
Sinergi "hijau" ini menjawab tantangan ledakan data dari AI, yang sebelumnya dikhawatirkan bakal menyerap 21% listrik global pada 2030.
Kunci Efisiensi: Dari Chip Hingga Kabel
Optik Co-Packaged (CPO)
Fiber Optik
AI Pengatur Dinamika Jaringan
Dampak Nyata: Dari Smart City Hingga Pedesaan
Pendidikan & Kesehatan
Rural Connectivity
Smart City
Tantangan dan Masa Depan AI + Fiber Optik
Meski menjanjikan, para ahli mengingatkan dua risiko:
Kesenjangan Regulasi: Kebijakan standar emisi jaringan belum merata global.
Investasi Awal Tinggi: CPO dan fiber OS2 membutuhkan biaya instalasi besar, meski ROI terlihat dalam 2–3 tahun.
Proyeksi ASE menyebutkan, 298 GigaWatt kebutuhan listrik pusat data pada 2030 bisa dipotong 40% berpasangan AI-fiber. "Ini bukan pilihan, tapi keharusan untuk planet yang berkelanjutan," tegas Dr. CP Hung, VP ASE 13.
Grafik Perbandingsi Efisiensi AI + Fiber Optik
Teknologi | Konsumsi Energi | Bandwidth | Reduksi Emisi |
---|---|---|---|
Pluggable Optics | 30 pJ/bit | 400 Gbps | - |
On-Board Optics | 20 pJ/bit | 800 Gbps | 15% |
CPO + AI | <5 pJ/bit | 1,6 Tbps | 75% |
Prognosis 2030: Adopsi green computing dengan AI dan fiber akan menjadi standar industri, didorong target nihil emisi karbon (net-zero).
- ZTE di MWC Shanghai 2025 (Lightreading).
- Teknologi CPO ASE (ASE Press Room).
- Studi Green Computing (Hexatronic).