Apa Sih Perubahan Terbaru dari TikTok?
Belakangan ini, TikTok ramai diperbincangkan setelah mengumumkan pembatasan penggunaan hashtag di setiap postingan. Kalau dulu kita bisa bebas menulis hingga 30 hashtag, kini TikTok membatasi hanya maksimal lima hashtag per postingan. Kira-kira, apa tujuan dari kebijakan baru ini? Yuk, kita ulas bersama!
Buat teman-teman pengguna TikTok, mungkin sempat bertanya: "Kenapa sih harus dibatasi? Bukannya semakin banyak hashtag, makin besar juga peluang konten ditemukan orang lain?" Nah, pertanyaan ini sering banget muncul, apalagi di kalangan kreator yang rajin berburu engagement.
Alasan TikTok Membatasi Hashtag
Sebenarnya, tujuan TikTok membatasi penggunaan hashtag nggak semata-mata ingin mengurangi peluang kreator. Menurut keterangan resmi dari Social Media Today, kebijakan ini ditujukan untuk menjaga kualitas dan relevansi konten yang muncul di FYP (For You Page).
Bayangkan saja: memakai terlalu banyak hashtag sering kali membuat konten jadi kurang fokus dan justru nyasar ke audiens yang nggak tepat. Akhirnya, algoritma kebingungan memilih pemirsa yang benar-benar relevan, dan engagement juga jadi menurun.
Beberapa tujuan pembatasan hashtag dari TikTok:
- Meningkatkan relevansi konten yang tayang di beranda pengguna
- Mengurangi spam hashtag yang kadang tidak nyambung dengan isi video
- Membantu algoritma menargetkan penonton yang benar-benar tertarik
Bagaimana Cara Hashtag Bekerja di TikTok?
Pernah nggak sih, kamu upload video dengan banyak hashtag berharap views naik pesat? Konsep seperti ini jamak ditemukan, baik oleh kreator kecil maupun influencer besar. Tapi, ternyata kualitas dan ketepatan hashtag jauh lebih penting daripada jumlahnya.
Coba kamu bayangkan hashtag sebagai pintu masuk penonton ke video kamu. Kalau pintunya kebanyakan, pengunjung jadi bingung mau lewat mana dan akhirnya keluar lagi. Justru, dengan membatasi, kamu bisa fokus memakai hashtag yang paling relevan dan powerful.
Tips Memaksimalkan 5 Hashtag di TikTok:
- Pilih hashtag yang benar-benar berhubungan dengan isi video
- Gunakan kombinasi hashtag umum (#fyp, #viral) dan khusus (#resepkuecokelat, #lifehacks)
- Amati tren hashtag yang sedang populer di niche kamu
- Cek kembali hashtag sebelum upload—hindari yang terlalu umum
- Jangan lupa bereksperimen untuk tahu apa yang paling cocok!
Perbandingan: Dulu vs Sekarang
| Periode | Batas Hashtag per Postingan | Dampak Utama |
|---|---|---|
| Sebelum Juni 2024 | Sampai 30 hashtag | Konten acak-acakan, kadang kurang relevan |
| Setelah Juni 2024 | Maksimal 5 hashtag | Konten lebih fokus, penonton lebih tepat sasaran |
Jadi, jangan heran kalau setelah tanggal 10 Juni 2024, kamu sudah tidak bisa lagi isi banyak hashtag dalam satu postingan TikTok.
Efek untuk Kreator & Brand
Sebagai kreator konten ataupun brand yang aktif di TikTok, wajib putar otak agar tetap eksis. Kebijakan baru ini mungkin agak bikin “pusing” di awal, namun justru bisa memperbaiki cara kita mempromosikan diri lewat TikTok.
- Harus makin selektif memilih hashtag supaya audiens lebih tertarget
- Mendorong kreator untuk berkreasi dengan caption yang kuat
- Mendorong brand membangun komunitas lewat hashtag kampanye yang khusus
Bagi kamu yang jualan online atau promosi brand, sekarang waktunya lakukan riset hashtag lebih dalam. Jangan cuma mengandalkan hashtag “viral”, tapi cari yang sesuai persona audiens.
Langkah Selanjutnya: Adaptasi itu Kunci!
Jangan panik, perubahan ini bukan kiamat bagi hidupmu di TikTok. Sama seperti saat Instagram dulu mengubah algoritma, pasti butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Toh, algoritma selalu berkembang untuk mendukung pengalaman terbaik bagi pengguna.
Kalau kamu ingin tetap eksis di TikTok, fokuslah pada kualitas konten dan gunakan hashtag yang benar-benar “klik” dengan isi videomu. Ingat, membangun komunitas dan cepat beradaptasi adalah kunci sukses!
Pembatasan Hashtag—Peluang atau Tantangan?
Dengan hanya bisa memilih lima hashtag, kreativitas dan riset jadi faktor utama dalam membangun akun TikTok yang kuat. Perubahan memang terasa berat di awal, tapi peluang untuk lebih dekat dan relevan dengan audiens jadi semakin besar.
Jadi, mari jadikan pembatasan hashtag ini sebagai momentum untuk membuat konten yang lebih “nendang” dan sesuai dengan minat target market.
