Huawei dan Xiaomi—dua raksasa teknologi China yang sebelumnya bersaing ketat, kini resmi menjalin kolaborasi paten lintas-lisensi global.
Kesepakatan ini mencakup teknologi kritis seperti 5G, fotografi smartphone, dan sistem penguncian layar, menandai babak baru persaingan melawan Apple dan Samsung.
Kolaborasi ini muncul di tengah lonjakan penjualan kedua vendor di pasar China (Q1 2025) dan ambisi global untuk menggeser dominasi duopoli Barat.
Latar Belakang Kolaborasi Huawei dan Xiaomi
Huawei menggugat Xiaomi pada April 2022 atas pelanggaran paten 4G dan teknologi kamera. Sengketa hukum ini nyaris memicu perpecahan di industri teknologi China.
Keduanya menyadari bahwa persaingan internal hanya menguntungkan Apple dan Samsung. Pada September 2024, melalui mediasi China National Intellectual Property Administration, mereka sepakat berdamai dan berkolaborasi.
Isi Kesepakatan Strategis Kolaborasi Huawei dan Xiaomi
Huawei membuka akses ke 120.000 patennya (terbesar di China), termasuk chipset Kirin dan desain 5G. Xiaomi berbagi inovasi AI dan kamera hasil kolaborasi dengan Leica.
Pernyataan Resmi:
"Ini membuka jalan bagi pengembangan produk yang lebih baik bagi pengguna... Huawei dan Xiaomi saling mengakui dan menghormati kekuatan intelektual masing-masing."
— Xu Ran (Xiaomi) dan Alan Fan (Huawei).
Dampak Langsung: Kinerja Pasar Q1 2025
Kebangkitan di pasar domestik Xiaomi memimpin pasar China dengan pengiriman 13.3 juta unit (naik 40% YoY), pangsa pasar 19%. Huawei penyusul ketat dengan 13 juta unit (naik 12% YoY), didorong keunggulan HarmonyOS dan desain foldable Pura X.
Top 5 Vendor Smartphone China (Q1 2025)
Peringkat | Brand | Pangsa Pasar | Pertumbuhan YoY |
---|---|---|---|
1 | Xiaomi | 19% | 40% |
2 | Huawei | 18% | 12% |
3 | Oppo | 15% | -3% |
5 | Apple | 13% | -8% |
Faktor Pendongkrak Pertumbuhan Pasar Smartphone China
- Subsidi pemerintah China berdampak pada potongan harga hingga ¥500 (Rp1 juta) untuk perangkat lokal.
- Ekosistem yang terintegrasi memungkinkan penjualan bundling smartphone + perangkat IoT (Xiaomi) dan perluasan HarmonyOS (Huawei) menarik minat konsumen.
Strategi Melawan Duopoli Apple-Samsung
- 5G & AI: Kolaborasi paten mempercepat pengembangan chipset 3nm (Xiaomi) dan Kirin 9000s (Huawei), mengurangi ketergantungan pada teknologi Barat.
- Ekosistem Kompetitif: Huawei fokus pada IoT perkotaan (Smart Cities), Xiaomi kuasai IoT rumah (Smart Home). Kombinasi ini ancam ekosistem Apple HomeKit dan Samsung SmartThings.
- Huawei: Luncurkan Mate 60 Pro (dengan chip 5G buatan SMIC) sebagai simbol kebangkitan teknologi China.
- Xiaomi: Geser positioning ke segmen high-end lewat seri Xiaomi 13 Ultra, disebut sebagai "kamera smartphone terbaik di pasaran".
Tantangan & Risiko Kolaborasi Huawei dan Xiaomi
- Fragmentasi Ekosistem: Aliansi Vivo-Oppo-Xiaomi (untuk transfer data nirkabel) berpotensi memarginalkan Huawei.
- Respons Apple-Samsung: Apple bersiap luncurkan iPhone ultra-tipis (2025) dan genjot integrasi AI. Samsung fokus pada pertumbuhan wearables (74% di Q1 2025).
- Sanksi Global: Pembatasan AS terhadap Huawei belum dicabut, berpotensi ganggu rantai pasok global.
Pergeseran Kekuatan Teknologi Global
Prediksi Para Analis
"Kolaborasi Huawei-Xiaomi bukan sekadar aliansi teknis, tapi sinyal bahwa China siap pimpin inovasi global. Jika mereka konsisten berbagi IP, Apple-Samsung akan kesulitan mempertahankan hegemoni."— Tech Industry Watch (2025)