DePIN 2025: Jaringan WiFi Terdesentralisasi Gantikan Infrastruktur Telekomunikasi?

Notification

×

DePIN 2025: Jaringan WiFi Terdesentralisasi Gantikan Infrastruktur Telekomunikasi?

31/05/2025 | Mei 31, 2025 WIB Last Updated 2025-05-31T09:58:05Z
Desentralisasi,Network,Infrastruktur,WiFi,DePIN,Blockchain,Proof-of-Coverage (PoC),Teknologi Disruptif,Transformasi Digital,Tantangan Transformasi Digital,IoT


Decentralized Physical Infrastructure Networks (DePIN) telah berevolusi dari konsep blockchain menjadi solusi infrastruktur nyata. 


Pada 2025, sektor ini mencapai kapitalisasi pasar $50 miliar dengan lebih dari 350 token dan 13 juta perangkat aktif sehari. 


Salah satu terobosan utamanya adalah jaringan WiFi terdesentralisasi, yang mengancam dominasi penyedia telekomunikasi tradisional dengan model berbasis komunitas dan insentif kripto.


Bagaimana DePIN Menggantikan Infrastruktur Telekomunikasi?


Mekanisme Kerja: Dari Hotspot ke Token

  • Kontribusi Infrastruktur: Pengguna memasang perangkat (hotspot, router) di rumah/kantor untuk menyediakan jaringan WiFi, mengubah infrastruktur fisik menjadi sumber pendapatan.

  • Verifikasi Blockchain:  Jaringan menggunakan algoritma seperti Proof-of-Coverage (PoC) untuk memverifikasi kualitas sinyal.  Data direkam di blockchain (misalnya, Solana atau Ethereum).

  • Insentif Token:  Kontributor mendapat token (contoh: $HNT untuk Helium, $ROAM untuk Roam) yang bisa ditukar dengan uang fiat atau layanan jaringan.


Keunggulan DePIN vs. Operator Tradisional


Aspek Operator Tradisional DePIN WiFi
Kepemilikan Sentralisasi (perusahaan) Terdesentralisasi (komunitas)
Biaya Akses Mahal (markup infrastruktur) 50–80% lebih murah
Cakupan Jaringan Terbatas (area komersial) Global (13+ juta perangkat aktif)
Resiliensi Rentan single point of failure Anti-censor (node tersebar)


Studi Kasus: Proyek DePIN WiFi yang Mengubah Pasar


  • Helium Mobile ($HNT):  Pencapaian 2025 335.000+ pelanggan di AS, Eropa, dan Asia, dengan jaringan 5G/LoRaWAN.  Pengguna mendapat token $HNT untuk berbagi bandwidth, lalu menggunakannya untuk membeli paket data murah.
  • Roam Network ($ROAM):  Ekosistem secara global dengan 2 juta pengguna dan 3,5 juta hotspot WiFi di 170+ negara.   Dengan keamanan menggunakan enkripsi data berbasis blockchain dan identitas terdesentralisasi (Decentralized Identifier, DID).
  • Grass:  Memonetisasi bandwidth idle untuk web scraping perusahaan, dengan imbalan token.

Tantangan dan Risiko Jaringan Desentralisasi Jaringan WiFi


  • Regulasi pada negara seperti AS dan Uni Eropa belum memiliki kerangka hukum jelas untuk DePIN, berisiko menghambat ekspansi.   Jaringan seperti Helium harus terintegrasi dengan blockchain lain (misal: Solana) demi skalabilitas.
  • Keamanan perangkat, serangan hacking pada node perangkat rumahan masih menjadi ancaman hingga saat ini.

Proyeksi DePIN 2025:  Potensi Disrupsi Telekomunikasi


  • Demokratisasi Akses Internet; DePIN memungkinkan wilayah terpencil membangun jaringan WiFi mandiri tanpa investasi operator.
  • Konvergensi dengan Teknologi Lain; Integrasi dengan IoT dan AI (misal: sensor real-time untuk smart city) akan memperkuat nilai DePIN.
  • Pertumbuhan Pasar DePIN mencapai $100 miliar pada 2026, dengan WiFi sebagai penyumbang utama.

Menuju Masa Depan Infrastruktur "Dari Rakyat, Oleh Rakyat"


DePIN WiFi bukan sekadar alternatif, melainkan revolusi infrastruktur telekomunikasi.  Dengan mengurangi ketergantungan pada operator sentral, model ini menawarkan akses internet lebih murah, luas, dan demokratis


Meski tantangan regulasi dan teknis masih ada, proyek seperti Helium dan Roam membuktikan bahwa masa depan jaringan nirkabel ada di tangan komunitas.


"DePIN adalah Uber-ifikasi infrastruktur telekomunikasi: dari kepemilikan korporasi ke partisipasi massal."


Referensi Artikel:
Sumber Youtube:  KuCoin, 03 Dec 2024 09:47. Deep Dive into the Top DePIN Projects for 2024-2025: Pros and Cons To Know.