Setelah TikTok resmi mengakuisisi 75% saham Tokopedia senilai $1,5 miliar pada Desember 2023, lanskap bisnis PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami transformasi drastis.
Kini, GOTO harus bertaruh pada dua aset utamanya:
- Integrasi layanan pembayaran GoPay.
- Kemampuan bertahan di tengah dominasi live shopping yang dibawa TikTok melalui Tokopedia.
Mengapa TikTok Merebut Tokopedia?
Pada Oktober 2023, pemerintah Indonesia melarang aktivitas e-commerce di platform media sosial melalui Peraturan Menteri Perdagangan No. 31/2023.
Aturan tersebut memaksa TikTok Shop menutup operasinya, padahal Indonesia adalah pasar terbesar TikTok Shop di Asia Tenggara dengan 125 juta pengguna aktif.
Untuk kembali beroperasi, TikTok harus bermitra dengan perusahaan e-commerce lokal yang sudah memiliki izin—pilihan jatuh pada Tokopedia, anak usaha GOTO.
Melalui kesepakatan senilai $1,5 miliar, TikTok mengakuisisi 75% saham Tokopedia dan menggabungkannya dengan TikTok Shop Indonesia.
GOTO tetap memegang 25% saham Tokopedia, tetapi fokus bisnisnya kini bergeser ke layanan ride-hailing (Gojek) dan keuangan digital (GoPay).
Pertaruhan GOTO: GoPay vs Dominasi Live Shopping TikTok
1. Ancaman Live Shopping TikTok-Tokopedia
Integrasi TikTok Shop ke Tokopedia menciptakan sinergi antara konten video pendek dan transaksi langsung pada live shopping.
Model tersebut terbukti efektif meningkatkan konversi penjualan karena pengguna bisa membeli produk secara instan saat menonton video.
Dengan basis pengguna TikTok yang masif, Tokopedia berpotensi merebut pangsa pasar e-commerce Indonesia dari Shopee (36%) dan Lazada (10%).
Bagi GOTO, kehilangan kendali atas Tokopedia berarti berkurangnya pendapatan langsung dari e-commerce.
Meski masih memegang 25% saham, keuntungan utama GOTO kini bergantung pada layanan pendukung seperti GoPay dan GoSend yang terintegrasi dengan Tokopedia.
2. Peluang GoPay di Tengah Persaingan
GoPay, dompet digital andalan GOTO, berpeluang besar menjadi tulang punggung transaksi di platform Tokopedia-TikTok. Sebelumnya, 40% transaksi di Tokopedia sudah menggunakan GoPay.
Namun, TikTok juga memiliki insentif untuk mempromosikan metode pembayaran sendiri guna memaksimalkan keuntungan.
Jika GoPay tidak diutamakan, dominasinya bisa tergerus oleh sistem pembayaran TikTok atau kompetitor seperti ShopeePay.
Selain itu, GOTO berharap peningkatan volume transaksi e-commerce melalui Tokopedia-TikTok akan mendorong penggunaan GoPay dan layanan keuangan lainnya (seperti pinjaman buy now, pay later.
Analis memprediksi nilai transaksi gabungan (GMV) Tokopedia-TikTok bisa mencapai $35 miliar pada 2025, yang akan menguntungkan GoPay jika integrasinya solid.
Tantangan Utama GOTO
Ketergantungan pada Kemitraan TikTok
GOTO kini bergantung pada kesuksesan TikTok dalam mengelola Tokopedia. Jika integrasi gagal atau terjadi konflik kepentingan, nilai saham 25% GOTO di Tokopedia bisa merosot.
Tekanan Finansial
Sebelum akuisisi, Tokopedia adalah penyumbang kerugian terbesar GOTO (Rp2,1 triliun di Q3 2023). Meski kini tidak perlu lagi mendanai Tokopedia, GOTO masih harus menutupi kerugian Gojek (Rp1,5 triliun) dan memperkuat GoPay.
Persaingan dengan Shopee dan Sea Group
Shopee tetap menjadi pemimpin pasar e-commerce Indonesia (36%). Sementara Sea Group, induk Shopee, juga mengembangkan layanan keuangan digital seperti SPayLater—langsung bersaing dengan GoPay.
Proyeksi Masa Depan GOTO
Ekosistem Terintegrasi
GOTO berencana memanfaatkan layanan Gojek (seperti GoSend dan GoFood) untuk mendukung logistik Tokopedia.
Jika strategi ini berhasil, GOTO bisa memperkuat posisi GoPay sebagai default payment method di ekosistem digitalnya.
Ekspansi Layanan Keuangan
GoPay berpeluang berkembang menjadi platform keuangan super-app dengan menawarkan pinjaman, investasi, dan asuransi mikro—terutama untuk UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
Potensi Divestasi Gojek
Spekulasi muncul bahwa GOTO mungkin melepas Gojek untuk fokus pada layanan keuangan. Jika ini terjadi, GoPay akan menjadi aset kunci yang menentukan masa depan perusahaan.
Pasca-akuisisi Tokopedia oleh TikTok, GOTO berada di persimpangan jalan. Keberhasilan mereka tergantung pada kemampuan memaksimalkan GoPay di tengah gelombang live shopping TikTok dan persaingan ketat dengan Shopee.
Jika GoPay bisa menjadi jantung transaksi di ekosistem Tokopedia-TikTok, GOTO berpeluang bangkit sebagai pemain utama fintech Indonesia.
Namun, kegagalan mengintegrasikan layanannya dengan baik bisa membuat GOTO terjebak dalam bayang-bayang dominasi TikTok.
Referensi Artikel:
- TIME - "Indonesian Curbs on TikTok Shop".
- BraveSea - "ByteDance-Tokopedia Investment Analysis".
- PYMNTS - "TikTok-GoTo Partnership".
- Medium - "The TikTok Effect on Tokopedia".
- Momentum Works - "Winners & Losers of TikTok-GoTo Deal".
- The Jakarta Post - "TikTok’s Control Over Tokopedia".