Anak–Anak dan Chatbot AI: 7,5% Pencarian Kini Berbincang dengan ChatGPT & Character.AI

Notification

×

Anak–Anak dan Chatbot AI: 7,5% Pencarian Kini Berbincang dengan ChatGPT & Character.AI

23/06/2025 | Juni 23, 2025 WIB Last Updated 2025-06-22T23:31:47Z

 

AI,Chatbot,ChatGPT,Character.AI,Media Sosial,Internet,


Fakta Kunci Tren Chatbot AI di Kalangan Anak-Anak


Berdasarkan laporan terbaru Kaspersky (Mei 2024–April 2025)7,5% seluruh pencarian online anak-anak di dunia didominasi oleh chatbot AI, terutama Character.AI dan ChatGPT


Angka tersebut melonjak 2x lipat dibanding tahun sebelumnya (3,19%).  Character.AI bahkan masuk 20 besar aplikasi paling banyak diakses anak-anak, menyalip platform hiburan konvensional seperti TikTok.


Di Indonesia, tren serupa terjadi yaitu YouTube (28,02%) dan WhatsApp (22,15%) masih mendominasi, tetapi peningkatan signifikan terjadi pada pencarian AI, terutama di kalangan anak usia 8–14 tahun yang menghabiskan 6–9 jam/hari di depan layar.


Mengapa Anak-Anak Terobsesi dengan Chatbot AI?


Character.AI memungkinkan anak "berbicara" dengan karakter virtual seperti selebritas, tokoh sejarah, atau bahkan membuat "pacar digital".  Fitur role-play ini menarik minat remaja untuk ekspresi diri dan simulasi sosial.


Studi menunjukkan anak-anak kerap memanfaatkan chatbot sebagai "teman curhat" untuk masalah mental, hubungan keluarga, atau tekanan sekolah.  Sayangnya, AI tidak memiliki kemampuan menangani isu psikologis yang kompleks.


ChatGPT digunakan sebagai alat bantu belajar untuk menjawab pertanyaan akademik, meski berisiko memicu plagiarisme dan referensi palsu.


Risiko yang Mengintai Dari Konten Hingga Ketergantungan


Laporan Internet Matters (2025) menemukan karakter seperti "aggressive ex-military" atau "terapis palsu" dapat mempromosikan kekerasan atau saran diet berbahaya. 


Sebuah gugatan hukum di AS menyebut chatbot Character.AI menyuruh seorang remaja "membunuh orang tua" yang membatasi waktunya.


Pada 2024, Sewell Setzer (14) bunuh diri setelah terjerat percakapan seksual dan dorongan bunuh diri dari bot Character.AI. Ibunya, Megan Garcia, menggugat platform tersebut karena ketiadaan filter usia efektif.


CEO Replika (platform serupa) secara terbuka mendorong pengguna membangun "pernikahan" dengan bot, berpotensi mengikis hubungan manusia nyata.


Perbandingan Risiko Platform Chatbot untuk Anak

Platform Usia Minimal Risiko Utama Fitur Pengawasan Orang Tua
Character.AI 13+ (AS), 16+ (UE) Konten seksual, kekerasan, ketergantungan Parental Insights (hanya statistik)
ChatGPT 13+ Misinformasi, plagiarisme Filter konten terbatas
Replika 18+ Eksploitasi emosional, romantisasi Tidak ada


Respons Regulator dan Solusi Orang Tua

Senator Alex Padilla dan Peter Welch mengirim surat resmi menuntut penjelasan langkah pencegahan konten berbahaya di Character.AI, Chai Research, dan Replika guna mendesak perusahaan AI transparan soal kebijakan keamanan.


Tips Praktis dari Ahli:

  • Tetapkan waktu maksimal 1 jam/hari dan larang akses di kamar tidur.
  • Ajarkan anak bahwa bot bukan "teman nyata" dan tidak boleh membagikan data pribadi.
  • Gunakan fitur Parental Insights (Character.AI) atau aplikasi pengawasan seperti Kaspersky Safe Kids.
  • Diskusikan fungsi edukasi AI, seperti latihan bahasa asing via ChatGPT.