Netflix kembali menjadi sorotan. Kali ini bukan karena jalan cerita yang memukau, tapi karena keputusan kontroversial menggunakan VFX berbasis Generative AI (GenAI) dalam salah satu serial terbarunya.
Teknologi boleh semakin canggih, tapi tidak semua orang menyambutnya dengan tangan terbuka. Bahkan, banyak pekerja kreatif dan penggemar setia merasa kecewa dan marah.
Apa Itu VFX GenAI dan Kenapa Dipermasalahkan?
Bayangkan jika pekerjaan yang biasanya dilakukan tim besar selama berbulan-bulan, kini bisa selesai dalam hitungan hari hanya dengan mengetik prompt ke mesin AI. Terdengar efisien, tapi juga menakutkan bagi para profesional kreatif.
Kenapa Netflix Menggunakan GenAI?
Namun, keputusan ini tak luput dari kritik. Banyak yang menilai pendekatan ini hanya akan memperburuk eksploitasi tenaga kerja kreatif dan menghasilkan konten yang terasa hambar dan tidak manusiawi.
Reaksi Keras dari Industri Film
Bukan hanya penggemar yang marah, komunitas pekerja film juga ikut protes. Bahkan, beberapa animator dan seniman efek visual menyebut langkah ini sebagai bentuk "propaganda algoritmik"—istilah yang menggambarkan bagaimana konten diproduksi bukan berdasarkan nilai seni, tapi logika mesin.
Beberapa asosiasi pekerja kreatif, termasuk serikat pekerja di Hollywood, menyatakan kekecewaannya melalui media sosial dan wawancara. Mereka khawatir pekerjaan mereka bakal hilang dalam beberapa tahun mendatang jika tren ini dilanjutkan.
Rasa Ketidakadilan yang Dirasakan
"Senang melihat sesuatu yang indah. Tapi ketika kau tahu bahwa itu dibuat tanpa campur tangan manusia, rasanya seperti melihat gambar dari robot," ungkapnya.
Protes dari Penggemar: Bukan Ini yang Kami Mau!
Beberapa bahkan mengaku memboikot serial tersebut sampai Netflix menghentikan penggunaan AI dalam produksinya. Bukan karena anti teknologi, tapi lebih pada rasa kehilangan sentuhan manusia dalam cerita dan visualnya.
Apakah AI Bisa Mengganti Sentuhan Manusia?
Banyak yang berpendapat bahwa teknologi itu hanya bisa meniru, tapi tidak bisa menciptakan dengan jiwa. Ini yang membuat perdebatan antara efisiensi dan kualitas makin panas.
Perbandingan VFX Tradisional dan VFX GenAI
Aspek | VFX Tradisional | VFX GenAI |
---|---|---|
Waktu Produksi | Minggu hingga bulan | Beberapa jam hingga hari |
Biaya Produksi | Tinggi | Lebih hemat |
Keterlibatan Manusia | Tinggi | Minimal |
Nilai Artistik | Tinggi (emosional dan orisinal) | Rendah (generik dan algoritmik) |
Beberapa pihak menyarankan kompromi, seperti menggabungkan AI dengan kerja kreatif tim manusia untuk hasil yang lebih berimbang. Namun, tetap saja, transparansi dan etika harus menjadi perhatian utama.
Apakah Kita Siap dengan Masa Depan Ini?
Namun, perubahan ini sebaiknya melibatkan semua pihak—termasuk pekerja kreatif dan penonton. Karena pada akhirnya, film dan serial baik adalah tentang manusia, oleh manusia, dan untuk manusia.
- Rude Baguette - “This Isn’t Art, It’s Algorithmic Propaganda”: Netflix’s GenAI VFX in New Series Sparks Industry Backlash and Fan Revolt.
- Engadget – Laporan penggunaan AI dalam produksi konten visual.