Kendaraan otonom Level 4 (L4) adalah teknologi mobil yang mampu beroperasi secara mandiri dalam kondisi lingkungan tertentu tanpa memerlukan intervensi pengemudi.
Menurut klasifikasi Society of Automotive Engineers (SAE), Level 4 termasuk dalam kategori high automation, di mana kendaraan dapat mengelola seluruh tugas mengemudi dalam batas geografis atau situasional tertentu, seperti di area perkotaan dengan kecepatan terbatas.
Pengemudi tidak perlu siap mengambil alih kendali, bahkan dapat meninggalkan kursi pengemudi dalam kondisi yang ditetapkan.
Perbedaan Utama Kendaraan Otonom Level 4 dengan Level 5 (otonomi penuh)
Kendaraan Level 4 masih terikat pada "geofencing" atau batasan operasional tertentu. Misalnya, mobil ini mungkin hanya berfungsi di jalan raya dengan peta digital yang presisi atau di lingkungan perkotaan dengan infrastruktur pendukung.
Kendaraan otonom Level 4 mengandalkan kombinasi:
- Sensor canggih
- Kecerdasan buatan (AI)
- Sistem redundansi untuk memastikan keamanan.
Contoh nyata adalah kolaborasi GAC AION dan DiDi Autonomous Driving yang menggunakan 33 sensor, termasuk LiDAR, kamera, radar 4D, dan sensor suara untuk deteksi 360 derajat.
Sistem tersebut didukung oleh unit komputasi sentral berkinerja tinggi (CPU 48-inti dan GPU 2000 TOPS) untuk memproses data secara real-time.
Fitur Kunci Teknologi Level 4
- Redundansi Sistem: Cadangan komponen kritis seperti rem, kemudi, dan daya untuk menghindari kegagalan sistem.
- Konektivitas dan Simulasi: Pelatihan AI melalui lingkungan simulasi untuk menghadapi skenario kompleks, seperti yang dilakukan Hyundai dengan Nvidia.
- Remote Monitoring: Operator manusia dapat memantau dan mengintervensi kendaraan dari jarak jauh jika terjadi situasi tak terduga.
Meski menjanjikan, implementasi Level 4 masih menghadapi sejumlah tantangan:
1. Regulasi dan Standarisasi
Regulasi belum sepenuhnya mengimbangi perkembangan teknologi. Di Amerika Serikat, misalnya, persyaratan berbeda antarnegara bagian memperlambat adopsi.
Sementara di Tiongkok, pemerintah lebih terbuka dengan kerangka regulasi yang jelas, memungkinkan perusahaan seperti Baidu Apollo Go dan Pony.Ai menguji robotaxi secara luas.
Di Indonesia, BRIN tengah mengembangkan mobil listrik Level 4 namun masih menghadapi tantangan adaptasi dengan disiplin berkendara masyarakat yang kurang tertib.
2. Infrastruktur dan Keamanan
Infrastruktur jalan, konektivitas 5G, dan sistem peta digital belum merata. BRIN, misalnya, masih menyempurnakan sistem pengereman darurat yang nyaman untuk menghindari pengereman mendadak pada kecepatan tinggi.
Selain itu, keamanan siber menjadi perhatian utama karena kendaraan otonom memungkinkan terhadap serangan digital.
3. Penerimaan Masyarakat
Survei Deloitte menunjukkan lebih dari separuh konsumen di India, AS, dan Inggris masih ragu akan keamanan mobil otonom. Edukasi dan pengalaman langsung diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan.
Contoh Implementasi Global Kendaraan Otonom Level 4
- GAC AION & DiDi (Tiongkok): Rencana produksi massal akhir 2025 dengan target puluhan ribu unit robotaxi. Mobil ini menggunakan platform listrik AEP 3.0 dan sistem operasi "Huiju Port" untuk integrasi dengan layanan transportasi daring.
- Guident (AS): Uji coba shuttle otonom MiCa di Florida dengan dukungan remote monitoring.
- BRIN (Indonesia): Pengembangan prototipe Micro Electric Autonomous Vehicle (MEVi) dengan fokus pada sistem pengereman adaptif dan deteksi lingkungan.
Masa Depan Level 4: Antara Optimisme dan Realisme
Prediksi Goldman Sachs menyebut 10% mobil baru pada 2030 akan mencapai Level 3, tetapi Level 4 masih terbatas pada penggunaan komersial seperti robotaxi dan angkutan logistik.
Di sisi lain, Grand View Research memperkirakan pasar kendaraan otonom global akan tumbuh 21,9% per tahun hingga 2030. Kunci keberhasilan Level 4 terletak pada kolaborasi antara industri, pemerintah, dan masyarakat.
Seperti dikemukakan World Economic Forum, "strategi pengawasan manusia tetap kritis untuk memastikan keamanan".
Dengan kata lain, mimpi mobil otonom penuh belum sepenuhnya terwujud, tetapi langkah menuju realita sudah dimulai.
Referensi Artikel
- SAE International (Tingkat Otonomi Kendaraan).
- Laporan World Economic Forum tentang Integrasi Teknologi Otonom.
- Studi BRIN Indonesia tentang Pengembangan Mobil Listrik Otonom.
- Implementasi GAC AION & DiDi dalam Produksi Massal Robotaxi.