Rumor Merger Grab-GOTO Picu Kekhawatiran Penurunan Pendapatan Pengemudi Ojol

Notification

×

Rumor Merger Grab-GOTO Picu Kekhawatiran Penurunan Pendapatan Pengemudi Ojol

17/05/2025 | Mei 17, 2025 WIB Last Updated 2025-05-17T00:38:21Z
Platform,Grab,GOTO,Ojek Online (Ojol),GoSend,Koalisi Ojol Nasional (KON),Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI),UMKM

Rencana merger antara dua raksasa transportasi online, Grab dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), terus menjadi sorotan publik. 

 
Kekhawatiran utama muncul dari kalangan pengemudi ojek online (ojol) yang menilai penggabungan ini berpotensi mengurangi pendapatan mereka secara signifikan.


Dampak Merger Grab-GOTO pada Pendapatan Pengemudi

Pengemudi ojol mengkhawatirkan hilangnya fleksibilitas menggunakan dua aplikasi sekaligus (Grab dan Gojek) untuk mencari orderan.  


Saat ini, rata-rata pendapatan harian mereka berkisar Rp50.000–Rp100.000 sebelum dikurangi biaya operasional seperti bensin, pulsa, dan potongan platform (30–70% per order) 138. 


Jika merger terjadi, pengemudi hanya dapat bergantung pada satu aplikasi, sehingga peluang mendapatkan orderan diperkirakan menyusut.


Pasca-merger Gojek dan Tokopedia pada 2021, insentif pengantaran barang GoSend Sameday turun drastis.  Misalnya, insentif untuk 5 kali pengantaran turun dari Rp10.000 menjadi Rp5.000, dan untuk 10 kali pengantaran dari Rp45.000 menjadi Rp20.000 138.


Respons Grab dan Goto

Grab Indonesia secara resmi membantah rumor merger ini. Chief of Public Affairs Grab, Tirza Munusamy, menyatakan bahwa spekulasi tersebut "tidak berdasarkan informasi terverifikasi" dan fokus perusahaan saat ini adalah memberdayakan UMKM serta pengemudi.


Sementara itu, GOTO melalui Sekretaris Perusahaan RA Koesoemohadiani mengonfirmasi bahwa perusahaan rutin menerima penawaran kerja sama, tetapi belum ada keputusan final terkait rencana merger dengan Grab.


Protes dan Desakan Pengemudi Ojol ke Pemerintah

Koalisi Ojol Nasional (KON) dan Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menolak keras rencana ini.  Mereka menilai merger akan memicu:
  • Monopoli
  • Menekan tarif
  • Meningkatkan pengangguran di sektor transportasi online

Ketua Presidium KON, Andi Kristiyanto, mendesak pemerintah turun tangan sebagai regulator untuk melindungi hak pengemudi dan mencegah dominasi asing di ekonomi digital. 


Ekonom senior Piter Abdullah dari Segara Institute juga menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap kepemilikan data pengguna.


Analisis Tren dan Implikasi Jika Merger Grab-GOTO Terealisasi

  • Monopoli dan Persaingan Usaha:  Jika merger terealisasi, tiga dari empat perusahaan transportasi online terbesar di Indonesia akan dikuasai entitas asing, berpotensi mengurangi persaingan sehat.



Sumber Youtube:  tvOneNews, 09 May 2025 18:26. Isu Grab-GoTo Merger : Pemerintah Harus Turun Tangan!.