Transisi Skill Entry-Level: Yang Dulu vs. Yang Dibutuhkan Saat Ini

Notification

×

Transisi Skill Entry-Level: Yang Dulu vs. Yang Dibutuhkan Saat Ini

30/07/2025 | 11:12:00 PM WIB Last Updated 2025-07-30T16:14:40Z
skill entry-level,skill yang dibutuhkan di dunia kerja,pekerjaan pemula sekarang,cara dapat kerja pertama,belajar skill digital,pekerjaan masa depan


Zaman semakin maju, dunia kerja pun berubah.  Kalau dulu untuk masuk dunia kerja cukup bermodal ijazah dan semangat belajar, sekarang tidak lagi sesederhana itu. 

Pekerjaan entry-level mungkin masih ada, tapi skill yang dibutuhkan untuk mendapatkannya sudah jauh berbeda dibanding beberapa tahun lalu.

Nah, buat kamu yang baru lulus atau sedang mencari pekerjaan pertama, yuk kenali perubahan ini agar bisa lebih siap bersaing!

Apa itu Pekerjaan Entry-Level?

Pekerjaan entry-level adalah posisi kerja awal untuk seseorang yang baru memulai karier profesional.  Biasanya, posisi ini tidak memerlukan pengalaman kerja sebelumnya dan menjadi pintu masuk menuju jenjang karier berikutnya.

Namun, dunia kerja kini penuh tantangan. Banyak perusahaan menginginkan calon karyawan yang sudah punya skill tertentu, bahkan di posisi pemula.

Mengapa Pekerjaan Entry-Level Tidak Lagi Sama Seperti Dulu?

Kemajuan teknologi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan (AI) mengubah sistem kerja secara drastis. Pekerjaan sederhana yang dulu menjadi titik awal karier, kini mulai digantikan oleh teknologi.

Menurut artikel dari Forbes, meski posisi entry-level belum lenyap, perusahaan sekarang hanya mau menerima kandidat yang sudah punya keterampilan tertentu—alias siap kerja.


Skill Baru yang Dicari di Dunia Kerja Saat Ini

Jadi, apa saja skill yang dibutuhkan untuk lolos ke pekerjaan pemula saat ini? Yuk simak beberapa kemampuan yang paling dicari di pasar kerja modern:


  • Kemampuan Digital:  Menguasai tools seperti Excel, Google Workspace, Zoom, atau bahkan basis data dan software manajemen proyek seperti Asana ataupun Trello adalah nilai lebih.
  • Pemahaman Dasar Teknologi:  Meski kamu bukan programmer, kamu perlu tahu setidaknya dasar-dasar AI, cloud computing atau integrasi data.
  • Komunikasi yang Efektif:  Bisa menjelaskan ide dengan jelas dan mudah dimengerti, baik secara lisan maupun tulisan.
  • Kemampuan Beradaptasi dan Belajar Cepat:  Dunia kerja berubah cepat, jadi kamu harus fleksibel dan terus belajar hal baru.
  • Pemikiran Kritis dan Problem Solving:  Mampu menganalisa masalah dan mencari solusi secara logis jadi nilai tambah yang besar.

Apa Artinya Buat Lulusan Baru?

Dulu, belajar sambil bekerja adalah standar di posisi awal. Tapi sekarang, perusahaan berharap kamu sudah punya sebagian skill sejak hari pertama.

Mungkin terasa tidak adil. Tapi dari sisi perusahaan, mereka ingin efisiensi dan hasil cepat. Jadi, alih-alih hanya mengandalkan gelar, kamu perlu mempersiapkan diri sejak kuliah atau sekolah.

Cara Menyiapkan Diri untuk Pekerjaan Masa Kini

Lalu, bagaimana caranya agar tetap kompetitif dan bisa masuk dunia kerja? Berikut beberapa strategi yang bisa kamu lakukan:

Strategi Penjelasan
Ikut Kursus Online Platform seperti Coursera, RevoU, atau Skill Academy bisa bantu kamu upgrade skill digital.
Magang atau Freelance Dapat pengalaman langsung, bangun portofolio, dan tambah relasi.
Buat Personal Branding Tampilkan keahlianmu via LinkedIn, bikin portofolio di GitHub atau Behance.

Pengalaman Nyata: Belajar Sendiri Bisa Jadi Kunci

Seorang teman saya,  Maya, lulusan jurusan komunikasi. Setelah lulus, dia susah dapat kerja. Tapi bukan menyerah, dia belajar desain grafis lewat YouTube.

Beberapa bulan kemudian, Maya mulai menerima proyek desain kecil-kecilan sambil terus mengasah skill.  Akhirnya dia diterima kerja di startup sebagai content designer.

Apa kuncinya? Inisiatif belajarnya sendiri membuat dia lebih siap masuk dunia kerja.
Jadi, mulai sekarang, yuk fokus belajar hal baru, ikuti perkembangan teknologi, dan rajin praktik. Dunia kerja berubah terus, tapi kesempatan tetap ada bagi yang siap.

Pekerjaan entry-level masih banyak, tapi tuntutannya sudah berbeda. Tak cukup hanya mengandalkan gelar, kamu perlu skill yang relevan.


Referensi: