Mengapa Perusahaan Teknologi Raksasa Tinggalkan Scrum dan Apa Metode Baru Mereka?

Notification

×

Mengapa Perusahaan Teknologi Raksasa Tinggalkan Scrum dan Apa Metode Baru Mereka?

02/08/2025 | 2:38:00 PM WIB Last Updated 2025-08-02T07:48:26Z

Selama bertahun-tahun, metode Agile dan Scrum menjadi standar emas dalam pengembangan perangkat lunak.  Tapi sekarang, ada perubahan besar. 

Beberapa raksasa teknologi seperti Google, Amazon, dan Netflix mulai meninggalkan metode ini. Kenapa bisa begitu?  Mari kita kupas secara santai di artikel ini.

Apa mungkin metode yang dulunya disebut-sebut sebagai revolusioner, kini sudah tak relevan lagi?  Atau para perusahaan besar ini memang menemukan cara yang lebih efektif?

Apa Itu Scrum dan Kenapa Dulu Disukai?

Sebelum kita bahas kenapa Scrum mulai ditinggalkan, mari pahami dulu apa itu Scrum dan kenapa metode ini dulu sangat populer.

Scrum adalah kerangka kerja dalam Agile yang membagi pekerjaan besar menjadi unit kecil, disebut sprint.  Keuntungan utamanya adalah bisa beradaptasi terhadap perubahan dan cepat menguji hasil kerja supaya bisa diperbaiki dengan segera.

Namun, semakin lama perusahaan besar merasa Scrum terlalu kaku dan tidak fleksibel untuk skala besar.  Bayangkan saja, dalam tim ribuan orang seperti di Google atau Meta, apakah daily stand-up meeting masih efektif?

Alasan Utama Perusahaan Meninggalkan Scrum

Berikut alasan utama mengapa Scrum sudah mulai “kadaluwarsa” bagi perusahaan teknologi besar:

  • Scrum terlalu administratif:  Banyak tim merasa Scrum terlalu banyak rapat dan dokumentasi.  Akibatnya, waktu untuk coding justru makin sedikit.
  • Tidak cocok untuk tim besar:  Scrum dirancang untuk tim kecil (5–9 orang).  Di perusahaan dengan ribuan karyawan, koordinasinya jadi rumit.
  • Kebutuhan lebih fleksibel:  Perusahaan teknologi terus berkembang. Mereka butuh sistem yang bisa beradaptasi lebih cepat dari sekadar sprint mingguan.


Bayangkan saja, sebuah tim di Spotify mengelola lebih dari 20 produk dalam waktu bersamaan. Haruskah semuanya ikut daily stand-up dan retrospektif mingguan?


Apa yang Mereka Gunakan Sekarang?

Perusahaan-perusahaan ini tak berhenti begitu saja.  Mereka beralih ke pendekatan lain yang lebih fleksibel.  Mari kita lihat beberapa metode yang kini banyak digunakan:

Metode Baru Deskripsi Singkat Contoh Pengguna
Shape Up Fokus pada proyek selama 6 minggu, tanpa manajemen mikro Basecamp
Kanban Visualisasi alur kerja dan proses secara real-time Google
Internal Tools + Project Autonomy Mendorong kebebasan tim dalam memilih metode kerja Netflix


Menarik, kan? Tidak ada sistem tunggal seperti Scrum yang berlaku untuk semua.  Sekarang lebih banyak perusahaan yang memberi kebebasan kepada tim untuk menentukan cara kerja yang paling nyaman dan efisien.


Mengapa Fleksibilitas Jadi Kunci?

Zaman berubah. Teknologi berkembang cepat, dan kebutuhan pasar juga dinamis. Perusahaan besar butuh tim yang bisa beradaptasi tanpa ribet dengan prosedur.

Kebebasan ini memungkinkan tim untuk bereksperimen, mencoba hal baru, dan gagal lebih cepat tanpa menunggu persetujuan dari atas. Hasilnya? Progres lebih cepat dan solusi lebih inovatif.

Lalu, Apakah Scrum Sudah Ketinggalan Zaman?

Tidak juga. Scrum masih cocok untuk banyak tim, terutama di perusahaan kecil atau produk baru yang butuh struktur jelas. Tapi jika kamu kerja di startup yang berkembang, mungkin kamu perlu pertimbangkan metode lain.

Pada akhirnya, tidak ada metode yang mutlak terbaik. Yang penting adalah metode tersebut cocok dengan budaya tim dan cara kerja kamu.

Pernah dengar istilah “tools don’t solve problems—people do”? Nah, metode apapun hanya alat. Yang paling penting tetap manusianya.

Kesimpulan

  • Scrum sudah tidak lagi cocok untuk perusahaan skala besar.
  • Metode seperti Shape Up, Kanban, dan pendekatan hybrid lebih populer sekarang.
  • Fleksibilitas dan otonomi tim menjadi nilai utama dalam pengembangan teknologi saat ini.
  • Tidak ada metode sempurna. Kesesuaian dengan tim lebih penting.


Referensi: