Potongan Tarif Ojol Capai 70%, Ribuan Driver Akan Geruduk Jakarta & Lumpuhkan Aplikasi

Notification

×

Potongan Tarif Ojol Capai 70%, Ribuan Driver Akan Geruduk Jakarta & Lumpuhkan Aplikasi

18/05/2025 | Mei 18, 2025 WIB Last Updated 2025-05-18T12:28:06Z

Berita,Platform,Ojek Online (Ojol),Gojek,GrabBike,Kemenhub,Kemnaker,Komdigi,DPR RI,Garda Indonesia,Kepmenhub No. 1001/2022

Jakarta, 18 Mei 2025 — Ribuan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai daerah bersiap menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di Jakarta pada Selasa, 20 Mei 2025


Aksi ini dipicu oleh potongan tarif aplikator yang dinilai eksploitatif, mencapai 70% dari pendapatan driver. 


Tuntutan utama mereka adalah revisi kebijakan potongan tarif menjadi maksimal 10% dan penghapusan skema diskriminatif yang merugikan pengemudi.


Menurut Garda Indonesia, asosiasi pengemudi ojol terbesar, banyak aplikator seperti Gojek, Grab, dan Maxim melanggar regulasi Kepmenhub No. 1001/2022 yang membatasi potongan tarif maksimal 20%. 


Namun, praktik di lapangan menunjukkan potongan mencapai 30-70%, terutama untuk layanan pengantaran makanan. Contohnya, dari tarif Rp18.000, driver hanya menerima Rp5.200.


Tuntutan Pengemudi Ojol

  • Menuntut Kemenhub merevisi potongan tarif dengan menetapkan batas potongan 10%.
  • Program prioritas seperti GrabBike Hemat dan Slot Gojek dinilai menciptakan ketimpangan antarpengemudi, sehingga ojol menuntut penghapusan skema diskriminatif.
  • Driver meminta transparansi algoritma penetapan tarif (kepastian tarif) dan pengakuan status sebagai pekerja formal untuk mendapat jaminan sosial (perlindungan hukum).


Dampak Aksi Ojol

Aksi akan dipusatkan di Istana Merdeka, Kemenhub, dan DPR RI mulai pukul 13.00 WIB.  Sekitar 500.000 driver dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi akan mematikan aplikasi (off-bid massal).


Sehingga dampak yang akan ditimbulkan oleh aksi ojol nanti berpotensi melumpuhkan layanan transportasi online di Jakarta dan kota besar lainnya.   Garda Indonesia telah meminta maaf atas kemacetan yang mungkin terjadi.


Respons Pemerintah dan Aplikator Ojol

Wakil Ketua BAM DPR, Adian Napitupulu (PDIP), mendukung penurunan potongan tarif menjadi 10% dan akan membahasnya dengan Kemenhub, Kemnaker, dan Komdigi.


Gojek, Grab, dan Maxim membantah melanggar aturan.  Mereka mengklaim potongan maksimal 20% (15% biaya aplikasi + 5% untuk program kesejahteraan driver).


Aksi 20 Mei 2025 menjadi ujian bagi pemerintah dan aplikator untuk menyeimbangkan kepentingan bisnis digital dengan kesejahteraan pekerja. 


Jika tidak direspons, gelombang protes berpotensi memicu krisis layanan transportasi online nasional.


Dirangkum dari beberapa sumber berita terpercaya: