Halo, Sahabat AI! Kamu sedang mencari informasi terbaru tentang GPT-5? Topik ini sedang hangat dibicarakan—apalagi setelah OpenAI resmi meluncurkannya pada 7 Agustus 2025. GPT-5 tampil sebagai penerus GPT-4, dengan janji kece: lebih cepat, lebih akurat, dan lebih pintar. Tapi, seperti biasa—ada cerita di balik layar yang patut kita perhatikan juga.
Dalam tulisan ini, kita bakal bahas dari berbagai sudut pandang—kelebihan GPT-5 yang bikin terpukau, juga sejumlah kritik yang muncul. Gaya bahasa bakal santai seperti ngobrol santai di warung kopi, tapi tetap padat informasi. Yuk lanjut!
Apa yang Bikin GPT-5 Hebat?
GPT-5 mendapat pujian dari banyak media dan pengamat. Misalnya, seperti disampaikan The Verge, GPT-5 diklaim lebih cerdas, cepat, akurat dan jadi model default di ChatGPT, dengan fitur “auto-routing” yang mengarahkan permintaan ke sub-model terbaik secara otomatis.
Wired juga menggambarkan GPT-5 seperti “berbicara dengan ahli PhD dalam segala topik”, lebih cerdas dan akurat ketimbang model sebelumnya.
Selain itu, GPT-5 dibikin lebih minim "halusinasi"—alias jawaban ngawur. HealthBench Hard Hallucinations menunjukkan GPT-5 (versi Thinking) hanya punya tingkat halusinasi 1,6%, sangat rendah dibandingkan GPT-4o dan o3.
Untuk para developer, GPT-5 juga unggul banget di coding. Versi ini mampu menyelesaikan tugas software engineering di SWE-bench lebih efisien: skor 74,9%—lebih tinggi dari o3—dengan penggunaan token dan tool lebih sedikit.
Tapi Tunggu Dulu… Ada Keluhan Juga
GPT-5 memang menjanjikan, tapi beberapa pengguna merasa ada yang hilang. Windows Central menyebut GPT-5 terasa “corporate beige zombie”:
- kurang kreatif
- lebih singkat
- kurang menyenangkan dibanding model sebelumnya.
Ada juga kritik soal fitur auto-routing yang bikin output kadang terlalu simpel—seolah menjawab asal cepat. Ini bikin pengguna frustrasi karena pencernaan jawaban jadi dangkal.
Selain itu, saat peluncuran ada kontroversi “chart crime”—grafik yang dinilai menyesatkan karena tampil dramatis. OpenAI kemudian mengakui kesalahan ini sebagai "chart crime" dan berjanji memperbaikinya.
Ringkasan Kelebihan dan Kekurangan GPT-5
Aspek | Kelebihan | Kekurangan |
---|---|---|
Kecerdasan & Kecepatan | Respons lebih cepat, akurat, “berbicara seperti PhD” | Kadang output terkesan dangkal karena auto-routing |
Halusinasi | Halusinasi sangat rendah (1,6 %) | Tetap kadang salah—verifikasi tetap perlu |
Coding | Skor SWE-bench tinggi, lebih efisien | Lebih fokus coding, mungkin kurang optimal tugas lain |
Kreativitas & Gaya | Lebih aman, netral | Kadang terasa basi dan kurang berkarakter |
Tips Biar GPT-5 Tetap Memberi Jawaban Mantap
- Gunakan perintah seperti “jelaskan langkah-langkahnya” atau “pikir lebih panjang”, agar GPT-5 keluar dari auto-routing cepat.
- Jangan berharap semua jawaban kreatif—kalau suka gaya personal, mungkin GPT-4o masih lebih asyik.
- Selalu cek fakta penting—meski lebih akurat, GPT-5 masih bisa salah.
Jadi, GPT-5 adalah langkah nyata menuju AI yang lebih cepat, cerdas, dan aman. Cocok dipakai buat developer, profesional, atau yang butuh jawaban faktual. Namun, bagi penulis kreatif, penggemar gaya AI unik, atau pengguna yang suka interaksi “berkarakter”, GPT-5 mungkin terasa terlalu steril.
Kuncinya: pahami kebutuhan kamu. Kalau butuh efisiensi dan akurasi, GPT-5 pilihan tepat. Tapi kalau kreatifitas dan gaya yang kamu incar—mungkin masih pakai GPT-4 atau 4o dulu. Lagipula, AI terus berkembang—GPT-5 hanyalah satu langkah dalam perjalanan panjang menuju kecerdasan alami.
Sumber:
- Chart crime: Times of India
- Tech Trend Bytes.