Belakangan ini, berita tentang Google kembali menggegerkan dunia teknologi. Kali ini, isu panas muncul setelah perusahaan raksasa ini dituduh menggunakan kecerdasan buatan mereka yaitu Gemini AI, untuk memantau aktivitas penggunanya tanpa izin.
Penasaran apa yang sebenarnya terjadi dan apa dampaknya bagi kita sebagai pengguna layanan Google? Yuk, mari kita bahas satu per satu dengan bahasa yang santai dan gampang dimengerti!
Apa Itu AI Gemini dari Google?
AI Gemini adalah rangkaian model kecerdasan buatan (AI) terbaru dari Google DeepMind yang dirancang untuk menjadi penerus dari Bard dan pesaing langsung ChatGPT milik OpenAI.
Diluncurkan secara resmi pada akhir 2023, Gemini menggabungkan kemampuan multimodal, artinya dapat memahami dan menghasilkan teks, gambar, kode, hingga video dalam satu sistem terpadu.
Dengan arsitektur canggih yang mengintegrasikan pemahaman bahasa alami, penalaran logis, dan kemampuan pemrograman, Gemini bertujuan menghadirkan pengalaman AI yang lebih kontekstual dan adaptif.
Google juga mengintegrasikan Gemini ke dalam berbagai produknya, seperti Search, Gmail, dan Google Workspace, untuk meningkatkan produktivitas pengguna. Versi terbarunya, seperti Gemini 1.5 Pro dan Gemini 1.5 Flash, diklaim memiliki kecepatan pemrosesan lebih tinggi, konteks pemahaman lebih luas, serta efisiensi energi yang lebih baik dibandingkan model AI sebelumnya.
Kasus Dugaan Google Memata-Matai Pengguna
Pada 12 November 2025, dilaporkan bahwa Google LLC menghadapi gugatan kelompok (class-action) di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Utara California (San Jose) dengan nama perkara Thele v. Google LLC (No. 25-cv-09704).
Gugatan tersebut menuduh bahwa Google secara diam-diam mengaktifkan Gemini di aplikasi komunikasi utama — yakni Gmail, Google Chat dan Google Meet — pada Oktober 2025, tanpa pemberitahuan atau persetujuan eksplisit dari pengguna.
Menurut gugatan, dengan diaktifkannya Gemini secara default, sistem AI tersebut mendapatkan akses ke “seluruh sejarah komunikasi pribadi” pengguna — meliputi semua email yang dikirim dan diterima, serta lampiran dalam akun Gmail.
Meskipun pengguna masih dapat mematikan Gemini, proses untuk menonaktifkannya digambarkan sangat tersembunyi dan memerlukan pengguna untuk “menyusuri beberapa lapisan” pengaturan privasi — sehingga banyak pengguna tidak menyadari hal itu atau tidak segera mengambil tindakan.
Gugatan tersebut menyebut bahwa tindakan Google ini melanggar hukum privat di negara bagian California, khususnya California Invasion of Privacy Act (CIPA) yang diundangkan tahun 1967 — yang melarang penyadapan atau perekaman rahasia komunikasi tanpa persetujuan semua pihak yang terlibat.
Secara signifikan, gugatan ini menjadi ujian bagaimana hukum lama seperti CIPA dapat diterapkan pada teknologi AI modern yang tertanam dalam aplikasi komunikasi sehari-hari.
Bagaimana Respons Google?
Google tentu saja membantah tuduhan ini. Mereka mengatakan bahwa perusahaan sangat serius menjaga keamanan dan privasi penggunanya.
Segala data yang dianalisis, klaim Google, sudah lewat proses enkripsi dan tidak digunakan untuk tujuan lain selain meningkatkan pengalaman pengguna.
Fakta-Fakta Penting di Balik Kasus Ini
| Fakta | Penjelasan |
|---|---|
| Gugatan Class Action | Beberapa pengguna mengajukan gugatan secara kolektif terhadap Google di pengadilan federal AS. |
| Tuduhan Penggunaan Data Pribadi | Google diduga memanfaatkan teknologi AI untuk mengumpulkan data pribadi dari email dan dokumen pengguna. |
| Jawaban Google | Google membantah tuduhan dan menyatakan semua proses dilakukan dengan standar keamanan tinggi. |
Mengapa Privasi Digital Itu Penting?
Jika isi email pribadi, foto keluarga, hingga dokumen penting bisa diakses perusahaan tanpa izin.
Tentu saja, ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan waswas setiap kali menggunakan layanan digital.
Seiring kemajuan AI seperti Gemini milik Google, menjaga privasi data pribadi makin menjadi PR besar. Bahkan, bukan hanya Google saja, perusahaan teknologi besar seperti Meta hingga Microsoft juga tengah menghadapi sorotan yang sama soal perlindungan data pengguna.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Pengguna disarankan untuk memeriksa dan, jika perlu, menonaktifkan fitur Gemini yang otomatis aktif dalam aplikasi Gmail, Google Chat, dan Google Meet, karena gugatan menuduh bahwa fitur tersebut “secara diam-diam” diaktifkan tanpa persetujuan eksplisit, memungkinkan akses ke seluruh riwayat komunikasi pribadi.
Dengan demikian, pengguna sebaiknya mengecek pengaturan privasi di akun Google mereka untuk memastikan apakah Gemini aktif dan jika merasa tidak nyaman, lakukan pengaturan off atau opt-out untuk meningkatkan kontrol atas data pribadi Anda.
Masa Depan AI dan Privasi: Bisa Akur?
Teknologi AI seperti Gemini memang punya potensi luar biasa untuk mempermudah hidup kita. Namun, tanpa perlindungan privasi yang jelas, inovasi seperti ini bisa menjadi bumerang. Mungkinkah di masa depan perusahaan dan pengguna bisa berjalan beriringan, dengan batas privasi yang jelas?
Isu Google dituduh memata-matai pengguna lewat Gemini AI memang bikin resah. Tapi, bukan berarti kita harus langsung memutuskan tidak memakai teknologi sama sekali, ya! Selalu gunakan internet dengan bijak dan pastikan kamu memahami cara kerja serta kebijakan privasi di setiap layanan yang digunakan.
Sumber Berita:
